Pendahuluan

Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU Timur) adalah salah satu instansi pemerintah daerah yang memiliki peran vital dalam perlindungan dan penyelamatan masyarakat dari risiko kebakaran dan kondisi darurat lainnya. Sebagai wilayah pemekaran yang terus berkembang pesat, kebutuhan akan layanan tanggap darurat yang profesional menjadi sangat penting. Sejak awal pembentukannya hingga saat ini, Damkar OKU Timur mengalami transformasi signifikan, baik dalam struktur organisasi, jumlah personel, hingga cakupan layanannya.

Latar Belakang dan Awal Pembentukan

Kabupaten OKU Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Ogan Komering Ulu Selatan, yang resmi disahkan pada tanggal 18 Desember 2003. Sebagai daerah otonom baru yang terpisah dari Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) induk, OKU Timur memulai pembangunan sistem pemerintahan dari nol, termasuk urusan kebakaran dan penyelamatan.

Pada masa awal berdirinya, belum terdapat dinas pemadam kebakaran secara mandiri. Penanganan kebakaran masih bersifat insidental dan ditangani oleh unit-unit kecil di bawah dinas teknis lainnya, seperti Dinas Pekerjaan Umum atau Bagian Umum Sekretariat Daerah. Keterbatasan sumber daya manusia, peralatan, dan kendaraan menjadi tantangan utama dalam merespons kejadian kebakaran yang terjadi di wilayah-wilayah rawan, baik di pusat kota Martapura maupun kecamatan-kecamatan terpencil.

Pembentukan Unit Khusus Pemadam Kebakaran

Melihat urgensi penanganan kebakaran yang semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk dan bangunan, Pemerintah Kabupaten OKU Timur membentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran. UPT ini menjadi bagian dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU Timur. Meski masih terbatas secara struktur dan fasilitas, pembentukan UPT Damkar menjadi titik awal terbentuknya sistem penanggulangan kebakaran yang lebih terorganisir.

Unit ini mulai dilengkapi dengan satu hingga dua unit armada mobil pemadam, peralatan dasar, serta perekrutan tenaga teknis yang dilatih secara bertahap. Personel ditugaskan siaga 24 jam dengan sistem shift untuk memastikan pelayanan darurat tersedia kapan saja. Operasional Damkar masih terkonsentrasi di wilayah Martapura sebagai ibukota kabupaten.

Perkembangan Menuju Dinas Mandiri

Seiring meningkatnya cakupan layanan dan kompleksitas tugas, serta pentingnya penanggulangan bencana kebakaran secara profesional, Pemerintah Kabupaten OKU Timur mengambil langkah untuk meningkatkan status kelembagaan UPT menjadi dinas tersendiri. Akhirnya, dibentuklah Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten OKU Timur yang berdiri secara mandiri berdasarkan peraturan daerah tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD).

Dengan perubahan status ini, struktur organisasi, anggaran, dan kapasitas layanan pun berkembang pesat. Damkar OKU Timur memiliki kewenangan penuh untuk menyusun program kerja, melakukan rekrutmen pegawai teknis, dan mengembangkan kapasitas baik di bidang pemadaman, penyelamatan, maupun pencegahan.

Peningkatan Sarana, SDM, dan Cakupan Layanan

Dalam satu dekade terakhir, Damkar OKU Timur mencatat berbagai kemajuan signifikan. Armada mobil pemadam ditambah dan ditempatkan di beberapa kecamatan rawan kebakaran. Pos pemadam dibentuk di titik-titik strategis untuk mempercepat waktu tanggap. Peralatan pelindung diri dan peralatan penyelamatan diperbarui secara bertahap. Selain itu, kerja sama dengan Damkar Provinsi dan instansi lain diperkuat guna meningkatkan kapasitas teknis petugas.

Pelatihan rutin diberikan kepada petugas damkar, mulai dari pelatihan dasar pemadaman, simulasi tanggap darurat, hingga pelatihan teknis penyelamatan (rescue). Hal ini menjadikan personel Damkar OKU Timur semakin andal dalam menghadapi berbagai skenario darurat, termasuk banjir, pohon tumbang, evakuasi korban kecelakaan, hingga penanganan bahan kimia berbahaya.

Perluasan Peran dan Fungsi Sosial

Dinas Pemadam Kebakaran OKU Timur tidak hanya menjalankan tugas pemadaman, tetapi juga aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Penyuluhan kebakaran dilakukan secara rutin di sekolah, kantor, tempat ibadah, pasar, dan komunitas warga. Materi edukasi mencakup penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), cara menyelamatkan diri saat kebakaran, dan pentingnya jalur evakuasi.

Damkar juga mendampingi masyarakat dalam inspeksi proteksi kebakaran bangunan, memberikan rekomendasi teknis sistem keselamatan, serta mendukung acara-acara besar seperti peringatan hari nasional, konser, dan kegiatan keagamaan melalui layanan siaga.

Tantangan dan Arah ke Depan

Meski telah berkembang pesat, Damkar OKU Timur masih menghadapi beberapa tantangan, antara lain:

  • Masih terbatasnya pos pemadam di wilayah perdesaan;

  • Akses jalan yang belum sepenuhnya mendukung mobilisasi cepat;

  • Kebutuhan penambahan armada dan alat modern;

  • Serta perlunya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pencegahan kebakaran.

Ke depan, Damkar OKU Timur menargetkan pembentukan pos damkar di seluruh kecamatan, penguatan sistem pelaporan digital berbasis aplikasi, serta peningkatan pelatihan bagi petugas dan relawan. Kolaborasi dengan dunia usaha dan komunitas lokal juga akan diperluas untuk membangun budaya sadar bencana di seluruh lapisan masyarakat.